Ini kisah ku Nama saya Rio dan saya saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan komputer di Singapore. Kebetulan, saat ini saya mendapatkan cuti oleh perusahaan tempat saya bekerja sehingga kesempatan ini juga saya gunakan untuk pulang ke Indonesia.
Sehari di Jakarta setelah bertahun-tahun di Singapore membuat saya pangling
Setibanya di rumah, saya bertemu dengan kedua orang tua saya dan kakak perempuan saya. Setelah kami bercakap-cakap mengenai pengalaman kerja saya di Singapore, mereka kemudian langsung mengajak saya untuk berjalan-jalan ke Plaza Senayan. Kami akhirnya pergi bersama-sama setelah saya selesai bersiap-siap dan menyisir rambut.
Keindahan Plaza Senayan membuat saya takjub apalagi saya baru tiga kali mengunjungi pusat perbelanjaan itu. Di depan salah satu toko busana, kedua orang tua saya menyuruh kami untuk jalan sendiri-sendiri karena memang itu merupakan kebiasaan keluarga kami jika sedang pergi ke mall atau jalan-jalan.
Berhubung saya dan kakak perempuan saya ingin shopping di tempat yg berbeda. Saya lebih menyukai benda-benda yg berhubungan dgn komputer sementara kakak perempuan saya lebih menyukai parfum dan pakaian. Kami berjanji akan bertemu di depan toko busana yg sudah ditentukan 2 jam kemudian.
Saya akhirnya berjalan-jalan mengelilingi boulevard pertokoan Plaza Senayan, saya melihat harga barang-barang yg cukup murah jika dibandingkan dgn harga barang-barang ketika di Singapore sehingga kadang-kadang ada keinginan untuk membelinya, hingga pada saat itu saya dikejutkan oleh sebuah teriakan dari seorang gadis.
“Tolongg.. copeeettttt..” Mendengar teriakan gadis itu, saya secara refleks langsung mengejar seorang pria berkulit gelap yg dimaksud oleh gadis itu sehingga akhirnya saya berhasil menangkap pria tersebut dan sebelumnya memberikannya beberapa sebuah pelajaran tonjokan dan tendangan sehingga dia sempat KO untuk beberapa saat.
kemudian saya mengambil tas dari pria tersebut dan mendekati gadis muda yg sedang mengalami shock setelah tasnya dicopet.
Kemudian saya mengembalikan tas itu kepada yg punya dan sebagai tanda terima kasihnya, gadis itu memperkenalkan dirinya.
“Nama saya Jenny dan saya berterima kasih kepada Mas yg telah menolong saya mendapatkan kembali tas saya”, ujarnya dengan wajah sedih.
Kemudian Jenny mengajak saya untuk pergi ke suatu cafe dan dia berkata bahwa dia akan membelikan saya minum apa saja sebagai ucapan tanda terima kasih. Saya berpikir apa salahnya jika menerima hadiah cuma-cuma ini sehingga saya pun mengiyakan saja dan pergi bersamanya ke suatu cafe yg tidak jauh dari tempat kita berdiri.
Dia memilih suatu lokasi yg cukup jauh dan tersembunyi, dan ternyata saya baru sadar jika dia memilih suatu tempat yg sangat mahal karena ini adalah VIP Place. Saya lalu berpikir bahwa gadis muda ini adalah seorang gadis yg sangat kaya. Saya tetap duduk dan tidak memperdulikan Jenny yg sedang bercakap-cakap serius dengan seorang waiters yg menunggu di meja depan. Setelah beberapa lama mereka bercakap-cakap, Jenny menuju ke arah meja dimana saya berada sambil melemparkan senyum dan saya hanya memberikan senyum balik kepadanya.
Ketika dia duduk di samping saya, saya sungguh kaget setengah mati karena dia langsung memeluk dan mencium wajah saya sehingga saya pun langsung membalasnya dengan penuh rasa senang karena ini merupakan rejeki nomplok pikirku.
Kami hanyut dalam French Kiss untuk beberapa saat dan di saat itu saya sungguh terkejut karena disaat kami sedang melakukan french kiss, Jenny langsung memasukkan tangannya ke dalam celana saya sehingga batang penis saya yg tadinya sedang tidur tiba-tiba langsung bangun menjawab respon dari tangannya yg putih tersebut.
Permainan tangannya mengocok batang penisku membuat kenikmatan tersendiri dan tanpa kusadari, tanganku langsung menggerayangi payudaranya yg masih tersembunyi di balik baju nya itu. Saya ingin sekali melanjutkan perbuatan ini lebih jauh lagi tetapi saya takut dan berpikir jika tiba-tiba ada tamu masuk ke dalam cafe ini dan melihat apa yg sedang kami lakukan dan nampaknya Jenny membaca apa yg sedang ada dipikiranku dan dia berkata.
“Jangan takut mas , jangan khawatir karena percaya atau tidak saya sdh booking ruangan VIP ini seutuhnya sehingga tidak akan ada orang yg berani masuk ke dalam ruangan ini, karena sebenarnya saya adalah anak dari salah satu pejabat negara dan saya tidak akan memberitahukan siapa ayah saya.
” Aku masih sedikit bingung dengan kalimat kalimatnya itu tetapi kebingunganku dijawab dengan cepat oleh ciuman mesra di bibirku dan tangannya mulai membuka celanaku sehingga sekarang aku sudah tidak memakai celana lagi.
Jenny membiarkan aku di meja sofa merah itu dan dia langsung membuka celana nya serta celana dalam berwarna pink sehingga saya sekarang melihat sebuah pemandangan yg sangat erotis karena saya sedang melihat seorang gadis yang tidak saya kenal masih memakai baju tetapi di bagian perut ke bawah tidak memakai apa-apa lagi.
Jenny mendekatiku sambil tersenyum dengan penuh nafsu dan langsung memeluk serta menciumku yg masih membuatku bingung apa yg sedang dialami oleh diriku sekarang ini. Dia kemudian meraih batang penisku yg masih tegang dan mengocoknya dengan penuh perasaan sehingga saya pun mendesah terangsang "ohhhh,,,, ohhhh,,,," desahku menghadapi sensasi nikmat dari kocokannya itu.
Tiba-tiba dia menghentikan kocokan nya itu dan kemudian langsung naik ke atas tubuh saya dan dengan penuh nafsu dan kemesraan, dia mulai mengarahkan batang penisku yg masih tegang ke dalam liang kewanitaan nya. Disaat penisku mulai memasuki liang senggamanya, saya merasakan ada suatu perasaan nikmat yang belum pernah saya rasakan. Saya terus menaik-turunkan selangkangan saya dan dibalas oleh Jenny dgn gerakan yang berlawanan dengan apa yang saya lakukan.
“Ohh,,,, aggghhhh,,, aghhhhh,,,, Rio ini hadiah saya untukmu karena telah menyelamatkan tas saya dari tangan pencopet. hmm ternyata kontolmu oke juga ya”, dan kata-kata seperti itulah yg saya dengar darinya sambil terus meliuk-liukkan badannya bagai cacing yg sedang kepanasan sehingga perasaan nikmat itu semakin memenuhi nafsuku sehingga aku semakin bersemangat membalas goyangan-goyangan nikmat dari liang kenikmatan nya itu.
Beberapa saat kemudian, dia mencabut batang penis saya dari liang senggamanya nan nikmat itu dan menyuruh saya bangun. Saya menuruti perintahnya dan ketika saya sudah bangun dari sofa dia langsung gantian berbaring tidur di sofa merah tersebut. Saya mengerti apa yg dimaksudkan dan tanpa basa-basi lagi, saya langsung menyerang tubuhnya dan langsung segera menancapkan batang pensiku yang masih tegang. Maklumlah, saya sudah sangat terangsang oleh perbuatannya sehingga saya harus menyelesaikan permainan ini sampai titik darah penghabisan.
Ketika saya hendak ingin memasukkan batang penis saya ke dalam liang kenikmatan nya itu, saya melihat ada darah yang keluar dari liang kewanitaannya dan saya percaya bahwa dia masih perawan. Perasaan senang bisa mendapatkan perawan di Plaza Senayan dan rasa horny yang sudah sampai di ubun-ubun.
Membuat saya langsung menancapkan batang penisku ke dalam liang sorganya dan kemudian saya mengenjot-ngenjot lubang buaya nya sehingga batang kemaluan saya "Ohhh,,,, Ohhh,,, Aghhhhh,,, Agh,,,,, enak mas semakin berdebar-debar dan membuat saya semakin bernafsu.
Desahan kami dan cucuran keringat pun mulai meramaikan suasana ruangan itu dan suara desahan kenikmatan erotis kami hanya diganggu oleh background musik jazz dari cafe tersebut. Tidak berapa lama kemudian.
Saya merasakan jika saya akan menyelesaikan permainan ini karena saya ingin mengeluarkan sperma saya ke dalam liang senggamanya tetapi berhubung saya takut terjadi hal-hal yg tidak diinginkan nantinya, saya meminta persetujuan darinya terlebih dulu tetapi jawabannya sungguh tidak saya duga.
“Keluarkan saja di dalam Mas gapapa, saya ingin sekali mendapatkan anak dari Mas dan saya tidak akan meminta pertanggung jawaban apapun dari Mas kok. Saya jg ingin klimakss..” Selesai mengucapkan kata-kata terakhir, Jenny memeluk dan menciumi saya dgn penuh nafsu dan tidak lama kemudian, saya langsung bergetar hebat dan saya merasakan bahwa batang penisku sedang memuntahkan lahar hangat ke dalam liang kewanitaan nya dan disaat yg bersamaan itu, dia berkata.
“Mas, enak banget, anget kayak permainan mas, aku udah klimaks..” dan saya percaya jika dia menyukai lahar hangat yg keluar dari batang penisku itu.
Setelah permainan itu selesai, dia langsung menyuruh ku bangkit dari pelukannya dan dia menyuruhku untuk segera berkemas-kemas. Setelah kami berpakaian rapi, kemudian dia mendekatiku dan mencium bibirku dengan penuh nafsu.
“Ini hadiah untuk Mas dan ini adalah saat pertama dan terakhir saya mengenal Mas, sehingga saya gak akan memberikan Mas nomor telpon saya.. Mas, tolong tunggu sebentar ya di sini.”
Setelah itu, Jenny meninggalkan saya dan mendekati pelayan yg tersenyum kepadanya dan kemudian memandang saya sambil tersenyum penuh arti. Saya melihat Jenny memberikan setumpuk uang kepada pelayan itu dan saya juga yakin bahwa itu pasti jutaan dan bahkan tampak sekilas, Jihan memberikan satu paket uang dollar kepada pelayan tersebut dan setelah itu, dia mencium pipi pelayan itu.
Saya menjadi semakin bingung dengan sifat gadis muda yg baru saja saya pecahkan perawan nya itu.
Kemudian, Jenny menuju ke arahku lagi dan menyuruhku untuk meninggalkan cafe tersebut dan melupakan apa yang telah terjadi diantara kami.
Saya menuruti apa katanya, kemudian saya langsung pergi menuju toko busana untuk bertemu keluargaku lagi dan ternyata mereka sudah menungguku sejak dari tadi. Setelah kulihat jam tanganku, baru kusadari jika saya telah terlambat 30 menit dari waktu perjanjian.
Kemudian kami berempat langsung pergi meninggalkan Plaza Senayan untuk pulang ke rumah.
Di dalam perjalanan pulang ke rumah, saya masih tidak percaya apa yang baru saja saya alami hari ini di Plaza Senayan. Saya benar-benar tidak menyangka jika saya bisa mendapatkan Perawan Plaza Senayan hanya karena menolongnya menangkap copet.
0 comments :
Post a Comment